Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Artikel Oleh : Anggoro Ningsih Rahayu, S.Pd. (Guru SMK Hamong Putera Pakem)
Diterbitkan : 15 November 2019


Pada Abad 21 ini kita sering mendengar istilah revolusi industri 4.0. Apa itu revolusi industri 4.0 ? Menurut Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) revolusi industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Revolusi industri 4.0 pertama kali dikenalkan oleh Prof Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum (WEF) dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution. Dijelaskan bahwa revolusi industri 4.0 mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Munculnya revolusi industri 4.0 menyebabkan adanya perubahan dalam berbagai sektor. Jika semula membutuhkan pekerja banyak, namun kini bisa digantikan dengan penggunaan mesin teknologi. Contohnya produksi makanan, jika semula membutuhkan tenaga manusia untuk membuatnya, kini bisa menggunakan teknologi canggih untuk membuatnya. Layaknya dua sisi mata uang, revolusi industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan bagi sektor industri (diantaranya yaitu meningkatkan efisiensi produksi dan produktivitas) namun juga menjadi tantangan baru bagi para tenaga kerja. Perubahan dunia kerja yang dipengaruhi revolusi industri menjadi tantangan bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebab banyak bidang pekerjaan yang selama ini diisi tenaga manusia hilang digantikan dengan teknologi, mesin, robot, ataupun kecerdasan buatan. Akibatnya, banyak lulusan SMK yang seharusnya langsung bisa bekerja malah terancam menjadi pengangguran. Di sini lembaga pendidikan dan tenaga pendidik (guru) memegang peranan penting untuk membekali siswa SMK agar mampu bersaing dalam revolusi industri 4.0. Salah satunya yaitu dengan implementasi pendidikan karakter. Adapun karakter-karakter yang ditanamkan untuk siswa dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu :

  1. Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan dari yang ia pimpin. Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tidakannya. Kegiatan sekolah yang menggambarkan integritas adalah berorganisasi. Sekolah mempunyai beberapa organisasi yang bisa diikuti salah satunya adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Organisasi ini mempunyai banyak manfaat di dalamnya yang dapat membuat siswa menjadi lebih berwawasan dan mempunyai banyak pengalaman.
  2. Mandiri merupakan karakter yang harus ditanamkan sejak dini oleh para orang tua ataupun para guru dalam mendidik anak-anaknya. Karakter mandiri adalah karakter tahan banting dan tangguh dalam diri seseorang. Karakter ini harus ditanamkan pada siswa dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini. SMK Hamong Putera Pakem telah mengadakan kegiatan-kegiatan yang membuat para siswa tahan banting terhadap sesuatu dan tangguh terhadap apa apa yang dialami. Kegiatan yang rutin diadakan setiap tahunnya dalam mendukung terbentuknya karakter ini adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan kemah. Kegiatan ini sangat cocok dalam membentuk karakter mandiri pada diri seorang siswa.
  3. Gotong royong adalah karakter melakukan secara bersama-sama suatu pekerjaan fisik yang berat agar pekerjaan yang awalnya berat menjadi ringan dan mudah. Gotong royong juga berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan. Karakter ini ditanamkan SMK Hamong Putera dari beberapa kegiatan sekolah, sebagai contoh kegiatan Jumat bersih. Jumat bersih adalah kegiatan yang dilakukan seluruh warga sekolah untuk membersihkan lingkungan sekolah setiap hari Jumat.
  4. Nasionalisme bisa dikatakan sebagai melestarikan budaya. Memudarnya rasa nasionalisme pada generasi muda akhir-akhir ini semakin jelas terlihat. Hal ini menjadi salah satu penyebab menurunnya karakter anak-anak bangsa. Hal ini terjadi karena generasi muda tidak mampu mengendalikan diri dan menyaring budaya masuk yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, sehingga generasi muda atau pelajar mengikuti budaya barat dengan alasan trend, padahal budaya barat bertentangan dengan budaya kita. Maka dari itu SMK Hamong Putera Pakem membiasakan para siswanya agar memiliki karakter nasionalisme, seperti upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Upacara bendera yang dilakukan semua warga sekolah pada hari Senin merupakan pembentukan karakter nasionalisme.
  5. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.Pembentukan karakter religius terhadap siswa ini tentu dapat dilakukan jika seluruh komponen stake holder pendidikan dapat berpartisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dari siswa itu sendiri. Beberapa kegiatan yang dilakukan di SMK Hamong Putera untuk meningkatkan karakter religius antara lain : berdoa setiap akan memulai dan mengakhiri pelajaran, sholat Dzuhur berjamaah di sekolah, Mujadahan rutin setiap hari Rabu, serta pengajian rutin sebulan sekali yang diikuti oleh guru, karyawan, pengurus yayasan serta seluruh siswa.

    Melalui pengembangan pendidikan karakter di sekolah diharapkan guru mampu mengembangkan kemampuan siswa sehingga setelah lulus diharapkan mampu menjadi pribadi yang berkarakter dan mampu bersaing di era revolusi industri 4.0.


Sumber :

  1. https://finance.detik.com/industri/d-5313643/apa-itu-revolusi-industri-40-dan-contohnya
  2. https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/02/193045869/apa-itu-revolusi-industri-40?page=all
  3. https://kumparan.com/kumparannews/hadapi-revolusi-industri-4-0-apa-yang-harus-disiapkan-smk-1t3BGatSOVg/1
  4. https://pentingnyapendidikanberkarakter.wordpress.com/2012/06/04/peranan-guru-dalam-pengembangan-pendidikan-karakter-di-sekolah/